Ketika Barcelona terus merencanakan musim 2026/27 dan mencari pemain baru, ada satu masalah yang tidak bisa lagi diabaikan oleh klub: kekacauan yang semakin meningkat di sekitar departemen penjaga gawang mereka.
Barcelona saat ini memiliki tiga kiper top di tim utama.
Joan Garcia muncul sebagai sosok kunci, sementara Marc-Andre ter Stegen tetap terikat kontrak dan bertekad mempertahankan posisinya.
Di sisi mereka ada Wojciech Szczęsny, yang masa depan jangka pendeknya tidak terlalu bermasalah karena mantan pemain internasional Polandia itu tidak akan menentang keputusan klub jika Barcelona tidak memperpanjang kontraknya melebihi musim ini.
Ada kekacauan
Seperti yang dilaporkan SPORT, komplikasi sebenarnya ada di balik permukaan.
Inaki Pena memperpanjang kontraknya hingga 2027 sebelum dipinjamkan ke Elche dan diperkirakan akan kembali musim panas mendatang.
Dikatakan dia bisa bertahan sebagai penjaga gawang kedua, meski tawaran kuat kemungkinan besar akan datang. Penjualan bisa menguntungkan semua pihak, tapi belum ada keputusan yang diambil.
Nama berulang lainnya adalah Ander Astragaga, yang pindah ke Granada dengan status pinjaman karena menit bermainnya tidak konsisten.
Karena klub memiliki kontrak dengan FC Barcelona hingga 2026, kini klub harus memutuskan apakah akan meminjam lagi atau menjualnya seluruhnya.
Kasus serupa terjadi pada Aron Yaakobishvili. Pemain asal Hongaria ini memberikan kesan yang kuat selama masa pinjamannya di FC Andorra, di mana ia menjadi pemain reguler yang tak terbantahkan.
Beberapa klub Eropa tengah memantau perkembangannya, namun Barcelona tak ingin kehilangan kendali atas kiper yang mereka pandang sebagai aset jangka panjang.
Terakhir ada Diego Kochen, yang saat ini berada di Barça Atletic. Meski terlibat dalam dinamika tim utama, tidak ada protokol dengan tim utama.
Dengan masa jabatannya di tingkat cadangan yang kemungkinan akan segera berakhir, peminjaman tampaknya tidak bisa dihindari jika situasinya masih belum terselesaikan.
Gabungkan semua kasus ini dan Barcelona secara efektif memiliki enam penjaga gawang di bawah kendali mereka.
Angka tersebut tidak dapat dipertahankan karena mencerminkan perencanaan yang buruk dan bukan kedalaman yang sehat.











