Menuju pertumpahan darah di kalangan tenaga kerja Amazon? Menurut beberapa sumber, termasuk CNN dan Reuters, raksasa e-commerce Amerika itu bersiap mengurangi jumlah staf kantornya 30.000 posisi. Perusahaan yang penting 355.000 pekerja kantoran hampir bisa dipecat 10% dari angkatan kerja di Amerika Serikat, CNN menjelaskan. Secara total, perusahaan memiliki 1,55 juta karyawan. Mengapa keputusan seperti itu? Perusahaan ini prihatin dengan tenaga kerja dan pasar tenaga kerja yang suram di negara lain.
Yang terpenting, kebangkitan kecerdasan buatan akan mempunyai banyak konsekuensi. Juni lalu, CEO Amazon Andy Jassy menyatakan dalam sebuah artikel di blognya yang ditujukan untuk karyawan bahwa peningkatan efisiensi yang terkait dengan AI pada akhirnya akan memungkinkan pengurangan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dari penjualan sebesar $670 miliarraksasa e-commerce ini adalah perusahaan terbesar kedua di Amerika Serikat.
Pada tahun 2023, 27.000 pekerjaan akan hilang
Menurut informasi dari Reuters, sektor-sektor yang paling terkena dampaknya adalah sektor-sektor ini sumber daya manusialogistik, cloud, perangkat dan layanan atau bahkan operasi. Ini bukan kali pertama Amazon melakukan PHK. Pada tahun 2023, perusahaan Seattle telah memangkas 27.000 pekerjaan di departemen sumber daya manusianya, tetapi juga di divisi lain seperti Amazon Stores atau Amazon Web Services.
Tidak ada kecerdasan buatan yang terlihat pada saat itu, namun hal ini memperburuk prospek ekonomi global. Pada akhirnya, pengumuman ini bukanlah sebuah kejutan di Amerika Serikat, dimana pasar tenaga kerja teknologi sangat terlihat tanda-tanda kelemahan selama beberapa bulan, terutama di kalangan anak muda.
AI Generatif dihadirkan sebagai calon penerus manusia untuk mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan otomatisasi. Potensi pengurangan lapangan kerja ini juga sedang terjadi sebelum pengumuman hasil triwulanan grup yang dijadwalkan pada Kamis, 30 Oktober.











