Home Sports Ulasan Sumo Royal Albert Hall – Titans Jepang bertarung dalam pertarungan epik...

Ulasan Sumo Royal Albert Hall – Titans Jepang bertarung dalam pertarungan epik | Teater | Hiburan

16
0


Pegulat sumo telah menggemparkan Inggris minggu ini, dengan foto-foto viral yang sebagian besar atlet Jepang sedang menikmati tempat-tempat wisata London dengan pakaian tradisional mereka.

Maka tidak mengherankan jika kemeriahan seputar Turnamen Grand Sumo ini mengakibatkan Royal Albert Hall terjual habis selama lima hari.

Kompetisi ini terakhir diadakan di tempat bersejarah tersebut 34 tahun yang lalu, artinya kompetisi ini hanya diadakan di luar Jepang sebanyak dua kali dalam 1.500 tahun terakhir.

Saat kami mencapai final pada hari Minggu, tempat duduk di aula diatur ulang menjadi ronde, dengan bantal di bagian paling depan mengelilingi dohyō, ring berlapis pasir di tengah tempat pertandingan antara rikishi (pegulat) terbaik akan berlangsung.

Aturannya cukup sederhana, dua sekaligus, karena keduanya bertujuan untuk memaksa yang lain keluar dari ring dengan mendorong, menampar, mendorong, dan melempar. Alternatifnya, mereka dapat membuat seluruh bagian tubuh lawannya kecuali kaki menyentuh tanah untuk menang.

Ada 20 pertandingan pada hari terakhir turnamen, dengan beberapa pertandingan pertama seringkali hanya berlangsung beberapa detik. Namun ketika para rikishi terhebat berkompetisi satu sama lain, kami terlibat dalam pertarungan yang sangat seru, seringkali dengan tim yang tidak diunggulkan mendapatkan keunggulan pada menit-menit terakhir. Penonton bersorak, bersorak, dan terkesiap saat para raksasa yang lebih besar dari kehidupan (beberapa di antaranya berukuran 28 batu) menghidupkan olahraga Jepang berusia 2.000 tahun beserta ritual kunonya. Karena sumo sudah sangat tua, ritual yang terinspirasi oleh Shintoisme dilakukan di sela-sela pertarungan. Atap candi mini yang dibangun khusus digantung di atas ring sementara hari dimulai dengan pengikatan tali tradisional dan permainan drum sebelum ruangan dibersihkan untuk tujuan tertentu. Sebelum setiap pertarungan, para rikishi menghentakkan kaki mereka untuk mengusir roh jahat dan bertepuk tangan untuk menarik perhatian para dewa. Setiap orang kemudian mengambil segenggam garam untuk dimasukkan ke dalam ring dan membersihkannya.

Pertunjukan teatrikal berlanjut di luar ring, dengan para pegulat berparade keliling arena dengan berbagai warna keshō-mawashi, cawat upacara yang dikenakan di tempat mereka bertarung. Secara keseluruhan, tontonan Timur Jauh ini membuat tinju kelas berat terlihat tidak berbahaya jika dibandingkan. Turnamen berakhir dengan pertarungan yang menentukan antara Onosato dan Hoshoryu yang tidak terkalahkan, dan Hoshoryu akhirnya meraih kemenangan. Selain penyerahan piala pemenang, sponsor juga memberikan sebotol besar Hello Kitty dan kecap. Bukan hanya hari yang seru dan menghibur, namun terlihat dari senyuman Duta Besar Jepang, jelas merupakan keberhasilan humas bagi pariwisata negaranya dan masa depan sumo.



Source link