Barcelona diketahui mendapat kritik karena awal musim 2025/26 yang lambat di bawah asuhan Hansi Flick. Namun, jika Anda hanya fokus pada angka, ceritanya akan sangat berbeda.
Adapun hasilnya, Tahun kedua Flick di klub hampir sama persis dengan tahun pertamanya. Setelah dua bulan bermain sepak bola, Barcelona telah memainkan sebelas pertandingan resmi, sembilan di La Liga dan dua di Liga Champions, mencatatkan delapan kemenangan, satu kali seri dan dua kekalahan.
Musim lalu rekornya adalah sembilan kemenangan, nol imbang, dan dua kekalahan. Pada dasarnya satu-satunya perbedaan adalah dua poin, satu hasil imbang, bukan satu kemenangan.
Dari sudut pandang statistik semata, Anda tidak bisa menyalahkan tim atas performa buruknya. Dari segi gol, selisihnya sedikit lebih besar dibandingkan musim lalu.
Di La Liga musim ini Barcelona telah mencetak 24 gol dan kebobolan 10dibandingkan dengan 28 gol dan 9 kebobolan tahun lalu.
Meski begitu, jumlahnya tidak mengkhawatirkan. Mereka berpendapat bahwa performa tim asuhan Flick berada pada level yang sama dengan musim ketika mereka mengamankan treble domestik.
Kekhawatiran pemain dan kesulitan taktis
Namun masalahnya lebih dari sekedar statistik. Para pemain sendiri mengakui bahwa tim tidak merasa nyaman berada di lapangan dan tuntutan untuk meningkatkan intensitas pun semakin kencang.
Setelah kemenangan melawan Girona, Pedri menekankan perlunya perbaikan dan mengatakan tim perlu meningkatkan levelnya secara menyeluruh.
Secara defensif, lawan mulai memanfaatkan lini depan Barca dan tim kurang solid.
Pelanggarannya kurang lancar dan efisien seperti musim lalu dengan absennya Robert Lewandowski dan cederanya Raphinha. Lini tengah juga kesulitan, dengan Olmo tampil di bawah performa terbaiknya dan Gavi masih dalam tahap pemulihan.
Tergantung pada kecemerlangan individu
Tim saat ini sangat mengandalkan bintang Pedri dan Lamine Yamal. Sang gelandang bermain di setiap pertandingan dan menunjukkan tanda-tanda kelelahan, sementara Yamal terus absen karena cedera.
Kekalahan baru-baru ini melawan PSG, pertama kalinya Flick dikalahkan, dan Sevilla, yang memiliki salah satu babak pertama terburuk di bawah asuhan pelatih, juga mengguncang ruang ganti.
Apakah kemenangan tipis atas Girona akan meringankan tekanan masih harus dilihat, namun kenyataannya jelas: terkadang angka tidak menjelaskan keseluruhan cerita.